
Acap kali pandang ke langit,
Mata tertutup tidak ingin bangkit,
Rimas merayau atas kulit,
Bicara halus menggegar sengit,
Otak ke hati berdarah sakit,
Darah merah tidak kelihatan,
Bukan luaran tapi dalaman,
Takut risau makin menekan,
Merasuk jiwa halus bagai siulan,
Pujukan rayunya jadi dambaan,
Kesunyian ini menelan kelam,
Lebih luas dan hitam daripada malam,
Senyaring teriak seluruh alam,
Sedalam lautan tidak mampu diselam,
Menyelubungi tubuh yang sudah jatuh tenggelam,
Jiwa oh jiwa, hunuskan cinta,
Hilangnya bukan dipinta,
Perih ditolak tambah cerita,
Belum diluah tidak tercipta,
Tersedar bangun balasnya buta,
Apa lagi ingin diseru,
Hati ini sudah ditembus peluru,
Bolong kosong darah meluru,
Mukanya pucat tampak biru,
Sendirian makin kelat makin cemburu,
Racau kata-kata dalam hati,
Kacau jiwanya tidak berhenti,
Setiap langkah tiada erti,
Masa berlalu tiada ganti,
Selagi tidak bertemu sang gusti.
Something different! Nice!
LikeLiked by 2 people
Thank you, nazreads! 😀
LikeLike
My like is for the photo as I don’t understand what language you have used it but seems like romantic.
LikeLiked by 1 person